Selasa, 29 September 2015

Rumah



Rumah

Tempat berpulang dan tinggal biasanya sebuah bangunan beratap tapi kadang berupa seseorang kamu adalah singgah yang paling sering aku anggap rumah jika hatiku rumah kamu akan pulang.

Kamu telah membangun dinding begitu tinggi sehingga tidak ada yang bisa mendaki itu tapi aku telah mencoba aku ini hanya pecahan dan kau yang membuatnya utuh dan lagi-lagi bahagiaku selalu pulang ke kamu kadang-kadang selalu merasa tidak cukup untuk berterima kasih.
  
Selalu begini jauh dari kamu membuatku selalu ingin pulang Kamu boleh pergi tapi jangan lupa pulang anggap aku seperti rumahmu sendiri tempatmu pulang, tempatmu tak akan terjangkau oleh sepi. Bagiku perhatianmu adalah rumah paling aman ijinkan aku tinggal disana hingga Tuhan sendiri  yang menjemputku pergi

Anda tau anda rumah ketika perhatian bisa merangkul ego terbesar anda
Anda tau anda rumah ketika detak jantung berarti harta untuk anda

Anda tau anda rumah ketika perhatian cara yang nyaman dari ribuan kata-kata
Anda tau anda rumah ketika tidak apa-apa untuk menjadi tidak sempurna sebagai masyarakat
Anda tau anda rumah ketika tidak apa-apa untuk menjadi salah
Anda tau anda rumah ketika anda marah tentang hal itu tetapi anda masih ingin hidup dengannya
Anda tau anda rumah ketika anda masuk ke perkelahian dan dukungan darinya sangat berarti
Anda tau anda rumah ketika mengungkapkan sisi kekanak-kanakan anda dan dia baik-baik saja
Anda tau anda rumah ketika masa depanmu ada dalam diri orang yang bisa memulangkan masa kecilmu dan menahan laju masa tuamu

"Satu yang pasti jika kau merasa sedih jangan sesekali cari orang lain untuk hilangkan rasa sedih kita"

Selasa, 22 September 2015

Bawa Pulang



Waktu berlalu musim berganti tahun bergulir hari berganti

Mungkin tak pernah ada yang merindukan sosok wajah yang kian hilang

Ku bertahan ditempat ini 
Malaikat temani hati ini yang sunyi dan aku bernyanyi

Langkahkan kaki kemanapun arahnya

Berjalan lurus entah kemana terasa terjal tak mengapa

Tanya kapan sampai tempat tujuan Ataukah ini hanya penantian

Semua kini telah pergi siapa yang membuatku yakin?

Ditepi kota ini merasa sangat sepi berdiri diatas karang dan ku kenang wajahmu

Hanya tangis dan penuh harapan
Temanku malam sebentar lagi kunjung datang

Saat-saat seperti ini pintu tlah terkunci lampu tlah mati

Meski benci ku tuk melewatkan diam terdiam berharap aku bisa

Dan kuingin pulang dengan cahaya yang bederang dan kebebasan yang sempurna


Didalam selimbut harapkan mimpi

Saat mata terpejam semakin ku terlelap semakin jelas hangat senyuman

Berikan aku waktu tuk berlabuh kepelukmu sadarkan semua niatmu

Bawa aku pulang, aku ingin pulang menemani sang bunda yang sendirian

Selasa, 15 September 2015

Terhitung Tiga Ratus Enam Puluh Lima Hari lewat setelah pertama kali bunga jambu berjatuhan dihari kedekatan kami. Dan tanpa basa basi memutuskan untuk saling mengisi.

Yang Indah Itu Saat gue ngerasain hidup susah. Saat gue ngerasain capek kerja. Saat gue ngerasain gaji yang gak sebanding. Saat gue ngerasain gak punya apa-apa. Dan saat gue bener-bener lelah.

Tapi

Ada satu orang yang tetep setia nemenin gue. Setia diajak susah bareng. Setia disamping gue bahkan mungkin sampe gue sukses. Dan setia iringi gue dengan semangat dan doa. Dan itu lebih indah dari apapun.

Mungkin lebih tepatnya lagi ini bukan ucapan terima kasih, tapi sebuah surat terbuka selamat datang pada hari-hari yang menghampar luas minta dijalani. Apapun itu terima kasih sudah bertahan.

Sebulan Lewat Gak Produktif



Ditulis setelah melewati bersama momen-momen berharga dalam hidup.

Senangnya bisa kembali ke secarik kertas ini, kertas digital yg selalu menjadi cawan yg kemudian kutuangi ide, cerita, atau sekedar curahan hati alam bawah sadar, aku tidak pernah lelah mengguratkan pena kisah kita yg bertintakan kenangan, aku tidak mengerti apa yg akhirnya mendorongku untuk menetapkan hati, aku tak ingin menjadikan kenangan ini berceceran makannya aku menulis mewujudkannya dlm bentuk susunan bab demi bab berisi kisah kita nampaknya akan menjadi kisah romantis yg pernah aku alami.

Ditulis setelah melewati bersama momen-momen berharga dalam hidup.

Terima Kasih

"Anak lelakiku, jgn pernah takut bicara apa yang ada dlm kepalamu pada kami, nak"
"Ingatkan kami kalau terlalu menjaga hingga menjagal langkahmu"
"kami mungkin bkn orangtua yg sempurna"
"Tapi percayalah, kami melakukan segalanya untukmu"
"Sayangku, kiranya kelak kau memegang teguh pendirianmu"
"Hingga di manapun kau berada, kau tidak akan goyah"
"Hanya karena kami orang tuamu, bkn berarti kami sebagai penentu kebahagiaanmu"
"kami mungkin tak akan pernah jd orangtua yg sempurna"
"Tapi semoga kau mampu menemukan hal baik dlm kami"
"Dlm lelapmu kami bisikkan kebaikan serta pesan"
"Kelak mungkin kau menganggap kami terlalu cerewet"
"Kau boleh memiliki duniamu, tapi ketika kau merasa terlalu sepi. Pulanglah pada dada Ibu dan pundak Ayahmu, kau tidak pernah sendiri" 
"kau akan meniti semestamu, sementara aku akan menanti dipekarangan rumah dgn sebuah pelukan" "Kami memeluk tubuhmu, menciumi aromamu untuk bekal ketika kakimu sudah melangkah jauh dari rumah"

Apa Kamu ingat ini?

Nanti kalau jatuh, jangan takut luka ya.
Kemudian bangkit lagi, ada kami yang tak keberatan merawatnya bersama.
Jangan pernah berduka pun menangis jika temanmu tak mau ikut lari kecil disampingmu.
Karena tiap manusia memang punya senandungnya sendiri.

Juga tak perlu kecewa ketika karibmu memilih arah lain lari kecilnya. Tak apa.
Karena selama itu dengan cinta, akan tiba saatnya kalian bertemu.
Nikmati lari kecilmu dengan ceria dan gembira, Karena itu yg semesta mau.

Oh ya, jangan lupa senantiasa taburkan cinta dan tawamu sepanjang lari kecilmu.
Agar teman-temanmu bisa punya rasa yang sama. Amiin.
Belajarlah banyak-banyak, jangan lupa kalau kamu punya suara dan kekuatan untuk hidup di dirimu.

Jika terjatuh, bangkitlah. Jangan terpuruk. Sebab itu, kelak jangan sampai kamu merasa bahwa kamu bukan apa-apa. Dan jangan biarkan omongan orang lain mempengaruhimu.




Layang

Dilangit kota ini tak ada elang, ia jadi yg paling tinggi menyaingi puncak2 gedung pencakar langit, ia membelai langit dgn ekornya yg panjang.

Angin adalah kekasihnya yg tak bosan mengayunnya kesana kemari, tapi angin tak pernah bicara, mungkin jika aku bisa menyusulnya aku akan menagih cerita soal kota dari sudut pandangannya, tentang ratusan mobil yg berlalu lalang dibawahnya, tentang kepala manusia dgn berbagai rahasianya dan kisah dijalanan sana, atau tentang apapun yg tak setiap hari aku lihat dari tempatku.

Aku akan menyuguhkan kopi dgn cangkir yg ku bawa dari rumah, kami akan bercerita diatas sana tentang pedih, tentang kesempatan bahagia atau hanya tentang cinta yg itu-itu saja sampai lelah Lalu aku pamit pulang. Layang-layang akan kembali terbang sendirian dan aku akan kembali menjalani hidupku sendirian seperti layang-layang.

Akhir dan Awal Tahun



Ini Bukan Puisi


"Dalam gelapnya gue masih ada cahaya"

Kemarin beberapa hari yang lalu tepatnya salah satu temen sekaligus sahabat gue sendiri, pernah posting di sosial medianya begini "Dalam gelapnya gue masih ada cahaya" gak tau kenapa suka aja sama kalimat itu, bicara soal cahaya yg gue tau cahaya itu sinar yang memancarkan terang dan alat bantu ketika kita dalam kegelapan. Saat titik itu sudah begitu terang, tak lagi pudar dan membawa berita baik jangan pernah ragu.

Hey Dad, Mom, Terima kasih sudah memberi pupuk terbaik dan membuatku berkembang sampai sejauh ini, dan selalu bersinar sampai aku tidak takut gelap.

Semangat terus. (Post telat sehari)

09/12//2014


Haruskah saya berkomunikasi dgn Anda melalui gravitasi jika Anda masih tidak dapat memahami cara saya menatap Anda? 

Selalu ada dua sisi cerita. 
Ya saya akan mengakui semua dosa saya tanpa kemunafikan bahwa saya mencintai anda. tapi tetap saja saya tak akan bersembunyi dari Anda. 

Absurditas dan cinta adalah sama, yg tidak relevan melalui ruang dan waktu. Nah setidaknya menjelajahi luar angkasa luar cakrawala cukup pikiran bertiup tapi Biarkan saya kembali ke puisi dangkal saya tentang cinta. 

Ada hal yang lebih buruk daripada sendirian, Jika Anda tidak bisa menari tubuh Anda; menari pikiran Anda, bukan? "katakan pada saya, apa yang membuat Anda bahagia?" menemukan sesuatu atau seseorang yang membuat Anda bahagia. 

Saya menjaga pikiran dalam pikiran Anda sehingga Anda tidak akan sedih selamanya. Selalu ada harga yang harus dibayar dalam setiap jalan yang Anda ambil.

Nah, itu pilihan Anda pula. pada akhirnya Anda berakhir sendiri jadi mengapa menggantung seluruh hidup Anda kepada orang lain? jika Anda sangat membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, Anda selalu memiliki sendiri.

Bukan Manual Book

Kau tidak datang dgn buku manual, 
tapi saya ingin sekali mencari Anda keluar sendiri. 
Entah bagaimana Anda tahu saya lebih baik daripada saya. 
Kami tidak mengenal satu sama lain sampai jalan saya menyeberang Anda dan Anda melintasi tambang. 

Sejak itu, siapa tahu kita akan terjebak bersama-sama? Saya mungkin tidak dgn Anda dari awal, atau menjadi bagian dari masa lalu Anda. 
Tapi, aku mencintaimu, untuk siapa? Untuk Anda dan akan. 

Kau yang menguatkan saya untuk tidak lari ke ketika semuanya membuatku takut, dan Anda berada di sana. Memperbaiki semuanya, Anda selalu menemukan cara untuk menempatkan saya iman di belakang. 

Anda mengajari saya bagaimana menari lambat dan menikmati saat ini. Kau mengajariku bagaimana menari dalam hujan. Aku sudah mabuk selama berbulan-bulan, sementara aku bahkan tidak meminum tequila.

Postingan 13/11/2014